Kamis, 03 Desember 2009

I Love you...Omah

Terasa ada yang hilang dalam diriku tapi, aku tak tahu apa itu. Lantas ku ambil wudhu dan menghadap pada-Nya, Hmmm… aku jadi heran kenapa ya aku jadi gini? Padahal aku bukan tipe orang yang rajin beribadah. Tapi tidak untuk kali ini. Aneh?!
Hanya sekedar berbincang dengan-Nya dan aku bertanya ‘-Nya, ( begitu biasanya ku menyebutnya) apa ya yang membuatku menjadi galau seperti ini? Jadi bingung dengan perasaan ku sendiri!?’ Aduh…aduh…
Keluar dari kamar, ada suasana yang aneh, aneh banget. Kosong, senyap…walau memang aku sudah terbiasa cuma berdua aja sama Papaku tapi, gak pernah merasa sesepi ini.Baru beberapa langkah menuju ruang tamu, Papa memanggilku,
“Kenapa ,Pa?” tanyaku malas padanya.
“Tam, Omah udah gak ada…” to the point dia berkata padaku.Tersentak jantungku mendengar ucapannya.
“Apa? Gak ada?”
“Iya ,Omahmu udah mati!”,Omigo!.Bergetar nadiku setelah apa yang di katakannya .Aku gak habis pikir kenapa bahasa pengumannya begitu kasar padaku?Padahal ini saat-saat aku rapuh…



Sepintas bayangan itu hadir.Bayangan ingatan dimana ada omah yang menggendongku sedari kecil, omah yang menyayangiku setulus dan sepenuh hatinya.Tapi sekarang?Omah udah gak ada lagi buat aku.
Di jalan menuju rumah duka, ku tutup helm ku rapat-rapat supaya gak ada yang tahu gamana kesedihanku, tangisanku, jeritanku didalamnya.
Setiba disana aku udah ngeliat banyak banget orang-orang. –Nya, kenapa aku harus terlambat di saat-saat seperti ini. Dengan tangisan yang udah gak terbendung lagi, aku langsung berlari , di depan pintu aku ngeliat mama yang menagis tersedu-sedu dan langsung memelukku dengan erat
“Yang sabar ya nak…”pinta mama dengan air mata . Aku cuma diam tapi juga terus menangis.
“ayo kita liat omah ,kamu bisa cium omah untuk yang terakhir kalinya.” Mamah mengajakku ke kamar omah.
Ya Tuhan, itu dia omah, omahku. Kenapa dia gak bangun? Apa omah gak tau kalau cucu tersayangnya ini datang? Omah…? Omah…?kenapa omah masih belum bagun… -Nya omah kenapa?
Jujur aku shock banget ngeliat omah dengan kulitnya yang pucat dan tubuh yang sudah tak bernyawa lagi, tapi kulihat seyum damainya.Senyum yang lebih indah dari pada saat dia menggendongku, saat dia tertawa, atau apapun!.aku tahu dia akan bahagia disisi-Nya.
-Nya, jagain omah ku ya?sambil ku kecup keningnya yang dingin.
Aku baru tahu kalau omah meninggal sedari jam 4 sore tadi,tapi kenapa aku di kasih tahu terlambat, sangat terlambat sampe aku gak bisa melihat kematiannya,setidaknya aku ingin di saat terakhirnya aku ada di sisinya.
Atas kejadian itu semua seakan menghakimiku.
KEMANA SAJA KAMU SAAT OMAH SAKIT ? APA YANG KAMU LAKUKAN DISAAT TERKHIRNYA?CUCU SEPERTI APA KAMU INI!
-Nya, apa omah marah sama aku? Hmmmm…
Sudahlah, buat apa aku mikirin mereka. Tapi jujur sedikit ada perasaan bersalah di hatiku.
Sejak kurang lebih dua bulan Omah jatuh sakit karena kompikasi kanker rahim yang dideritanya baru-baru ini, aku merasa kurang sering menengoknya bahkan terakhir ku dengar kabar dia di rawat di rumah sakit,tapi hanya dua hari dan Omah meninggal di kediamannya.
Aku ingin omah bahagia setelah jalani kehidupannya selama 58 tahun,bahkan pahitpun masih dihadapinya saat dia terbaring sakit.

Bayangan itu menghampiriku lagi, teringat saat dulu aku selalu berjanji pada omah,
“Nanti kalau Tamara udah kerja , bisa punya uang sendiri aku mau jalan-jalan sama omah” Tapi saat janji itu hampir terwujud, aku pun masih belim bisa memberikannya pada omah.Bahkan sampai nafas terakhirnya.
Dan yang aku tahu dan sampai sekarang aku yakini adalah untuk menepati janji dan tetap terus berusaha membahagiakan orang yang aku sayangi.

0 Comment:

Posting Komentar

Google
 

Cahaya Cinta ThaMy. Design By: SkinCorner